Masyarakat Ekonomi Asean
MEA adalah sebuah agenda integrasi ekonomi negara-negara ASEAN yang bertujuan untuk menghilangkan, jika tidak, meminimalisasi hambatan-hambatan di dalam melakukan kegiatan ekonomi lintas kawasan, misalnya dalam perdagangan barang, jasa, dan investasi.
Hal ini dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan.
Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.
Apa arti poster ini ?
Arti poster ini adalah bahwa Asean
merupakan wilayah strategis dalam perdagangan internasional.Diharapkan kita
sebagai masyarakat Indonesia yang merupakan bagian MEA untuk bersiap menghadapi
perdagangan bebas dunia.Diharapkan benua Asean untuk selalu ikut berkontribusi
dalam perdagangan bebas tersebut.Dengan saling bekerja sama dalam mencukupi
masing-masing anggota MEA.Dengan begitu tidak akan lagi yang namanya kekurangan
satu sama lain karena sudah saling mencukupi satu sama lainnya.Di saat yang
sama dengan adanya MEA akan mempererat hubungan kekeluargaan sesama anggota
Asean.Di harapkan dengan adanya MEA Asean tidak akan mengalami penjajahan lagi
dari negara maju untuk mendapatkan apa yang mereka mau.Asean merupakan wilayah
strategis untuk melakukan perdagangan jadi Asean harus kuat untuk menghadapi
MEA dan tidak memberikan sedikitpun luang untuk negara asing menjajah.Asean
harus bersifat terbuka untuk negara asing supaya bisa memberikan investasinya di
Asean,dengan banyaknya investor di Asean maka cepat atau lambat Asean akan
berjaya.Dengan begitu negara-negara di Asean akan mengalami kemajuan yang pesat
dan kalau bisa mengalahkan negara-negara besar seperti Amerika Serikat,semua
negara Eropa,Jepang,China dll.
Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang.
Ini dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan.
Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat. Riset terbaru dari Organisasi Perburuhan Dunia atau ILO menyebutkan pembukaan pasar bebas di Asean (MEA) mendatangkan manfaat yang besar.
Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang.
Ini dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan.
Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat. Riset terbaru dari Organisasi Perburuhan Dunia atau ILO menyebutkan pembukaan pasar bebas di Asean (MEA) mendatangkan manfaat yang besar.
Selain dapat menciptakan jutaan
lapangan kerja baru, skema ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan 600 juta
orang yang hidup di Asia Tenggara. Pada 2015 mendatang, ILO merinci bahwa
permintaan tenaga kerja profesional akan naik 41% atau sekitar 14 juta. Sementara
permintaan akan tenaga kerja kelas menengah akan naik 22% atau 38 juta,
sementara tenaga kerja level rendah meningkat 24% atau 12 juta.
Namun laporan ini memprediksi bahwa banyak perusahaan yang akan menemukan pegawainya kurang terampil atau bahkan salah penempatan kerja karena kurangnya pelatihan dan pendidikan profesi.
Namun laporan ini memprediksi bahwa banyak perusahaan yang akan menemukan pegawainya kurang terampil atau bahkan salah penempatan kerja karena kurangnya pelatihan dan pendidikan profesi.
Indonesia Harus Kratif menghadapi MEA
Indonesia perlu mengembangkan
ekonomi kreatif sebagai salah satu aspek perekonomian andalan dalam menghadapi
pasar bebas seiring dengan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai
2016.
"MEA sudah di depan mata dan
Indonesia harus terus bertumbuh dalam hal ekonomi kreatif," kata Ketua
Bidang Organisasi Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Anggawira dalam
keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Menurut Anggawira, potensi ekonomi
kreatif Indonesia sangat besar dan potensial serta sektor ini juga dikenal
sebagai sumber daya terbarukan yang tidak ada habisnya untuk diciptakan. Hal
itu, ujar dia, berbeda dengan sumber daya alam yang suatu saat akan terancam
habis atau menipis.
Lebih dari itu, lanjutnya, ekonomi
kreatif juga dapat digunakan sebagai penguatan identitas bangsa Indonesia yang
dikenal kaya akan nilai-nilai kearifan lokal. "Kehadiran asosiasi
bertujuan mensinergikan potensi pengusaha untuk mendorong tumbuhnya start up
bussiness (usaha pemula)," katanya. Sebelumnya, Menteri Perdagangan Thomas
Lembong merasa yakin bahwa usaha kecil menengah (UKM) dalam negeri mampu
menghadapi pelaksanaan MEA, yang akan mulai berlaku aktif pada 1 Januari 2016.
"Saya sudah keliling ke daerah
dan banyak melihat pameran UKM, saya percaya diri, banyak UKM yang punya lebih
banyak cerita sukses dan melihat MEA sebagai peluang, bukan takut, merasa
tertekan atau bertentangan dengan integrasi ASEAN," kata Thomas, seusai
menghadiri "Apindo CEOs Gathering", di Jakarta, Senin (7/12).
Thomas mengatakan, salah satu upaya
pemerintah untuk mendukung keberlangsungan usaha UKM, pemerintah telah
melakukan deregulasi dan debirokratisasi untuk menyederhanakan proses perizinan
dan menyelesaikan masalah regulasi yang tumpang tindih.
Senada dengan Thomas Lembong, Menteri BUMN Rini Soemarno memastikan perusahaan milik negara siap menghadapi implementasi MEA mulai 2016 asalkan mampu dan berhasil menjalin sinergi antar-BUMN. "Saya mengatakan, kita tidak perlu takut menghadapi MEA. Sinergi BUMN membuat perusahaan semakin kuat di dalam negeri, sehingga perusahaan asing yang akan masuk dari ASEAN tidak akan maksimal karena BUMN kita semakin kuat," kata Rini, saat menutup acara Forum BUMN : "Sinergi BUMN Untuk Transformasi Indonesia", di Jakarta, Kamis (10/12). Menurut Rini, memperkuat sinergi BUMN bisa mempertahankan posisi Indonesia di MEA. Sebagaimana diberitakan, Republik Indonesia jangan hanya menjadi penonton dan seharusnya dapat memberdayakan secara optimal dalam pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai tahun 2016.
Senada dengan Thomas Lembong, Menteri BUMN Rini Soemarno memastikan perusahaan milik negara siap menghadapi implementasi MEA mulai 2016 asalkan mampu dan berhasil menjalin sinergi antar-BUMN. "Saya mengatakan, kita tidak perlu takut menghadapi MEA. Sinergi BUMN membuat perusahaan semakin kuat di dalam negeri, sehingga perusahaan asing yang akan masuk dari ASEAN tidak akan maksimal karena BUMN kita semakin kuat," kata Rini, saat menutup acara Forum BUMN : "Sinergi BUMN Untuk Transformasi Indonesia", di Jakarta, Kamis (10/12). Menurut Rini, memperkuat sinergi BUMN bisa mempertahankan posisi Indonesia di MEA. Sebagaimana diberitakan, Republik Indonesia jangan hanya menjadi penonton dan seharusnya dapat memberdayakan secara optimal dalam pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai tahun 2016.
Nama kelompok 5 :
1.Qoni Fatmala
2.Tegar Alam
3.Michael Angeles
4.Virna Fauziah
SUMBER :
1. http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/08/140826_pasar_tenaga_kerja_aec
1.Qoni Fatmala
2.Tegar Alam
3.Michael Angeles
4.Virna Fauziah
SUMBER :
1. http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/08/140826_pasar_tenaga_kerja_aec
2. http://www.antaranews.com/berita/534556/indonesia-perlu-kembangkan-ekonomi-kreatif-hadapi-meaa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar